21.4.12

Contoh Resensi



RESENSI BUKU
Oleh : MARDIANA (09110037)



Judul Buku       : Pengantar evaluasi pendidikan
Pengarang        : Prof. Drs. Anas Sudijono
Tebal Buku      : 488 halaman
Penerbit           : PT. Raja Grafindo persada
Tempat Terbit  : Jakarta
Harga Buku      : Rp. 44.000

 

 
Resep Jitu Terhadap Evaluasi Pendidikan

Segala macam-macam bentuk kegiatan pendidikan tidak akan bisa dipisahkan dari kegiatan evaluasi, tanpa ada evaluasi tidak mungkin akan diketahui hasil usaha pendidikan maka semua kegiatan pendidikan hanya sia-sia belaka, karena kita tidak pernah mengetahui apakah pendidikan yang kita lakukan berhasil atau tidak, baik atau buruk, lulus atau tidak lulus.

Evaluasi adalah kegiatan akhir yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan materi oleh peserta didiknya, atau bisa juga evaluasi diartikan sebagai sebuah proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan kebijakan atau alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Sekolah sebagai sebuah institusi yang menyelengarakan pendidikan yang diumpamakan sebagai sebuah tempat pengolahan dimana calon siswa sebagai bahan mentah yang akan diolah, maka lulusan sekolah itu diumpamakan sebagai hasil olahan yang siap dipergunakan untuk mengetahui apakah seorang siswa lulus atau tidak lulus maka perlu diadakan evaluasi sebagai alat penyaring. Hal ini selaras dengan pengertian evaluasi yang telah disampaikan oleh Suharsimi Arikunto diatas dan begitupun menurut Anas Sudijono dalam bukunya.
Dalam buku ini, pembicaraan hanya di batasi pada penilaian atau evaluasi yang dilaksanakan di sekolah, karena evaluasi dimaksudkan untuk melihat tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam proses belajar.
Hubungan antara penilaian dengan pengukuran, antara penilaian dan pengukuran saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu : pengukuran yang di lakukan bukan untuk menguji sesuatu, pengukuran yang di lakukan untuk menguji sesuatu, pengukuran untuk menilai, yang di lakukan dengan jalan menguji sesuatu. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya.
Pada umumnya sering terjadi kekeliruan pengukuran yang dilakukan oleh beberapa pengajar, hal seperti ini sangat rentan dan juga sensitif. Hasil ujian baik yang tertulis ataupun tidak didasarkan dari jumlah betul atau kualitas jawaban yang diberikan oleh Testee, pertanyaan yang muncul “Apakah nilai yang telah diberikan betul-betul telah sama dengan nilai yang seharusnya ataukah belum?” karena nilai yang seharusnya adalah nilai yang real yang mencerminkan prestasi peserta didik.
Hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yakni mungkin saja nilai yang diberikan itu lebih rendah dari nilai yang seharusnya diterimah sesuai prestasi, dan mungkin juga nilai yang diberikan tenyata tinggi akan tetapi tidak sesuai dengan prestasi sesungguhnya. Hal ini akan membuktikan bahwasahnya kekeliruan dalam pemberian nilai (Scoring error) itu sangat rawan terjadi, tidak hanya scoring error, rangking errorpun acap kali terjadi.
Seperti kata pepatah, dimana ada gula disitu ada semut - dimana ada  kesempurnaan maka disitu pula ada kekurangan demikian buku ini ada beberapa hal yang dianggap kurang valid dalam peyampaian pembahasan, misalnya (hal. 106) di halaman ini terdapat penjelasan mengenai  tes hasil belajar (baik yang subjektif maupun yang obyektif) akan tetapi yang dijelaskan dari awal hanya tes obyektif tanpa menyinggung sama sekali tentang apa dan bagaimana yang disebut dengan tes subyektif tersebut. Selain itu juga masih kurang dijelaskan secara spesifik terkait perbedaan yang signifikan antara tes obyektif completion dengan model tes fill In, karena apabila melihat ciri-ciri tes obyektif completion (hal.116) menyebutkan bahwa “tes ini terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya (sudah dihilangkan)” lalu kemudian titik-titik tersebut dilengkapi. Lantas apa bedanya dengan model tes fill in yang juga melengkapi titik-titik? hal ini kurang dijelaskan secara gamblang oleh penulis buku.
Akan tetapi Anas Sudijono  telah berhasil mengemas isi buku yang lengkap dengan contoh-contoh soal, karena dari sembilan bab yang ada lima diantaranya dilengkapi dengan butir-butir soal untuk kepentingan latihan serta dilampiri dengan berbagai macam tabel yang diperlkan oleh para pembaca buku ini, terutama dalam rangka menganalisis dan pemberian interprestasi terhadap berbagai jenis data hasil evaluasi.
Pendek kata Anas  Sudijono mengajak kita untuk mengintip resep jitu dalam melakukan evalusi terhadap pendidikan yakni dalam melakukan penilaian yang benar, dalam hal teknik apa yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar. Mulai dari hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar melalui tes dijelaskan begitu rinci, diantaranya mengenai penyusunan dan pelaksanaan tes, pengujian validitas tes, validitas item tes, pengujian reabilitas tes, pemberian skor, pengolahan hasil tes, penentuan nilai akhir, dan penyusunan rangking (yang mana masing-masing dijelaskan dalam bab yang berbeda). Untuk itu lah buku ini sangat penting untuk menjadi bahan bacaan bahkan menjadi refrensi bagi pendidik maupun peserta didik.

1 komentar:

Diana.Tahar IshLahunnisa' mengatakan...

Mohon maaf jika belum memuaskan, akan tetapi besar harapan saya agar tulisan ini sedikit banyaknya dapat membantu saudara dalam menemukan refrensi terkait coontoh-contoh resensi ^_^...thnkz udah mampir...

Posting Komentar